Belum Sunat dan Tulisan Tauhid Teroris Gereja Medan Salah, Dia Muslim Atau Provokator?
Banyak masyarakat yang bertanya-tanya perihal keaslian identitas pelaku teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan dr Mansyur kota Medan, Ahad (28/8). Pun demikian dengan sikap MUI yang mencurigai adanya taktik penghancuran Islam melalui isu terorisme.
Pasalnya, Polisi menjadikan sejumlah barangbukti berupa pisau yang digunakan penyerang, KTP dan kertas bertuliskan Tauhid yang diketahui ditulis langsung dengan tangan.
Jika dilihat dari KTP, diketahui identitas pria itu beragama Islam. Sayangnya, banyak kejanggalan terkait identitas teroris berinisial IAH ini.
Diantaranya adalah kalimat Tauhid yang tertulis dikertas berukurang kecil itu, tertulis kalimat Laa Ilaaha Illallah dengan bahasa arab, namun penulisannya salah.
Penulisan yang benar:
لا إله إلا الله
Tulisan milik IAH:
ل اله إلا الله
Kurang huruf alif setelah lam yang harusnya berarti tidak ada -yang berhak disembah-. Namun jika tidak terdapat alif, maka fungsi kata itu menunjukan: benar-benar ada. Yang mengartikan kedua kata itu berbanding terbalik artinya.
Seorang Facebooker bernama Akmal Sagala memposting gambar kalimat tauhid itu. Dalam status yang ia tulis pada 28 Agustus 2016, ia mengatakan bahwa pelaku teror hanya ingin memprovokasi warga Sumatra Utara.
“Pelaku Bom Bunuh diri di Greja St.Yosep Setia Budi Medan. Orang ini hanya ingin memprovokasi sumut, ktpnya islam tp dia blm sunat, apa ada org islam yg berumur 18 thn belum disunat? Dia membuat lambang tauhid spt bendera isis, tp tulisan arabnya jelas salah, Jd tolong jgn ada yg terprovokasi kepada sara,” tulisnya.
Hingga berita ini ditulis, foto dan status Akmal sudah dibagikan lebih dari 900 pengguna Facebook.
Sumber: jurnalmuslim.com
Banyak masyarakat yang bertanya-tanya perihal keaslian identitas pelaku teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan dr Mansyur kota Medan, Ahad (28/8). Pun demikian dengan sikap MUI yang mencurigai adanya taktik penghancuran Islam melalui isu terorisme.
Pasalnya, Polisi menjadikan sejumlah barangbukti berupa pisau yang digunakan penyerang, KTP dan kertas bertuliskan Tauhid yang diketahui ditulis langsung dengan tangan.
Jika dilihat dari KTP, diketahui identitas pria itu beragama Islam. Sayangnya, banyak kejanggalan terkait identitas teroris berinisial IAH ini.
Diantaranya adalah kalimat Tauhid yang tertulis dikertas berukurang kecil itu, tertulis kalimat Laa Ilaaha Illallah dengan bahasa arab, namun penulisannya salah.
Penulisan yang benar:
لا إله إلا الله
Tulisan milik IAH:
ل اله إلا الله
Kurang huruf alif setelah lam yang harusnya berarti tidak ada -yang berhak disembah-. Namun jika tidak terdapat alif, maka fungsi kata itu menunjukan: benar-benar ada. Yang mengartikan kedua kata itu berbanding terbalik artinya.
Seorang Facebooker bernama Akmal Sagala memposting gambar kalimat tauhid itu. Dalam status yang ia tulis pada 28 Agustus 2016, ia mengatakan bahwa pelaku teror hanya ingin memprovokasi warga Sumatra Utara.
“Pelaku Bom Bunuh diri di Greja St.Yosep Setia Budi Medan. Orang ini hanya ingin memprovokasi sumut, ktpnya islam tp dia blm sunat, apa ada org islam yg berumur 18 thn belum disunat? Dia membuat lambang tauhid spt bendera isis, tp tulisan arabnya jelas salah, Jd tolong jgn ada yg terprovokasi kepada sara,” tulisnya.
Hingga berita ini ditulis, foto dan status Akmal sudah dibagikan lebih dari 900 pengguna Facebook.
Sumber: jurnalmuslim.com
0 comments:
Post a Comment